Pengalaman menggunakan Asuransi Generali
Setahun yang lalu, Aku berpikir untuk memiliki Asuransi Kesehatan, Asuransi Jiwa dan Asuransi Pendidikan. Mulailah Aku mencari informasi sebanyak-banyaknya mengenai hal tersebut.
Setelah banyak membaca dan membandingkan sana sini, Aku bisa berpikir dan memilih bukan berdasarkan rayuan manis sales asuransi. Pilihan itu jatuh pada Generali.
Asuransi kesehatan dan jiwa aku serta suami memakai Generali + Asuransi pendidikan putri kami Arsy Hanim Indra. Saranku, kalau mau untuk asuransi sebaiknya diusia muda saat kita sehat. Sebagai contoh, premi yang aku dan suami bayarkan berbeda jauh. karena usia suami yang sudah 60 an preminya 5 kali lipat lebih mahal dibandingkan Aku.
Untuk Asuransi pendidikan Hanim, Kami bayar setiap bulan selama 3 tahun. Kami jadwalkan mengambil manfaatnya saat Hanim hendak masuk tiap jenjang pendidikan.
Apalagi Dijaman Pandemi Covid yang semua serba tidak pasti sekarang, memiliki asuransi kesehatan dan asuransi jiwa merupakan suatu keharusan. Supaya kalau sakit, Kita bisa punya akses pada pelayanan kesehatan terbaik baik di dalam maupun luar negri. Supaya anak-anak tetep bisa sekolah dan hidup dengan layak , jika suatu hari kita sebagai orang tua harus "pergi" semoga kepergian kita tidak turut serta merampas kesejahteraan keluarga yang kita tinggalkan.
Setiap suami mau berangkat praktek, kaya melepas berangkat perang. tapi sebagai tenaga kesehatan, tidak ada pilihan lain kecuali menghadapi apapun yang terjadi di luar sana. Kami sudah menemukan partner yang tepat agar ketakutan tereliminasi dan berganti dengan sinergi doa serta harapan. Asuransi Generali yang meneguhkan hati Suami untuk berani memberi pelayanan serta dedikasi dengan sepenuh hati.
Hingga Rabu 15 September 2021, Suami merasa tidak nyaman dengan tubuhnya dan memeriksakan diri ke Prof Dr dr Toar Jean Maurice Lalisang SpB(K)BD di RS Abdi Waluyo. Beliau memutuskan untuk melakukan tindakan pembedahan yang disepakati pada Jumat sore, 17 September 2021.
Sempat khawatir apakah diagnosa Hernia bisa dicover Generali atau tidak...kami takut sulit klaimnya, mengingat kami baru 12 bulan bergabung. Suami tidak ingat betul, kapan tepatnya benjolan ini muncul.
Pada hari Rabu itu pula, Suami melakukan serangkaian pemeriksaan untuk persiapan operasi ; cek darah, konsul ke dokter paru, konsul ke dokter jantung, rontgen paru. Kamisnya suami PCR di tempatnya praktek. Jumat pagi, Aku menuju konter rawat inap dengan menyerahkan hasil PCR, permintaan rawat dari Prof Toar, kartu asurasi generali untuk digesek dan KTP suami. Kemudian suami masuk ke ruang perawatan Kirana 112 Abdi Waluyo.
Jumat jam 17 Suami masuk ke ruang operasi. Aku menungguinya dengan perasaan tak menentu hingga operasi selesai jam 21.
Sabtu jam 3 dini hari, Suami siuman.
Sabtu siangnya, Assisten Peof Toar visit dan mengatakan secara kesuluruhan baik luka maupun kondisi suami bagus dan sudah boleh pulang. Tapi, Suami minta pulang keesokan harinya.
Minggu pagi, 19 September 2021. Bagian perawatan mengatakan administrasi sudah bisa diurus. Aku langsung menuju counter rawat inap di lantai 2.
Alhamdullilah, Untuk perawatan 2 hari di ruang VIP RS Abdi Waluyo, ditangani Dokter yang mumpuni dibidangnya, dan Operasi besar Laparoskopi konvensional...Kami hanya membayar 130 an ribu. Sisanya di bayar oleh Generali.
Terimakasih atas bantuannya selama Papinya Hanim berada dalam perawatan, Agent Asuransi Generali, Ibu Daphne Victoria yang selalu mudah dihubungi melalui 0878 87550638, Prof Dr dr Toar Jean Maurice Lalisang SpB(K)BD beserta segenap Dokter, Perawat dan Staff RS Abdi Waluyo untuk teman sejawat Rsia Bunda Jakarta dan keluarga besar Morula IVF Jakarta untuk para pejuangan buah hati yang tak putus mendoakan serta semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu #indrancanwar
...Karena nggak pernah ada yang tahu seperti apa masa depan itu, Maka Kami menyiapkan sebaik-baiknya.
Posting Komentar untuk "Pengalaman menggunakan Asuransi Generali"