Cerita Sepasang Dokter Pejuang Buah Hati Tangguh dari Padang, Berhasil memiliki Buah Hati setelah 4 tahun Menikah
Tanggal 1 Maret 2016 adalah hari pernikahan kami. Hari dimana semesta turut bertasbih agar kami menjadi pasangan yang Sakinah, Mawadah dan warrahmah. Meski buah hati tak kunjung hadir ditengah-tengah kebahagiaan kami, namun kami tetap berprasangkabaik pada Allah.
Kami pernah berobat Suami dilakukan Analisa sperma dan saya dilakukan Hidrotubasi / ditiup orang awam bilang. Yaitu masukan cairan ke dalam rahim. Jika cairan itu balik, artinya semua baik-baik aja. Tapi tidak sampai program hamil. Kemudian, Kami melakukan Inseminasi di Kota kami. Setelah gagal, kami tidak yakin untuk melanjutkan ikhtiar kami.
Setelah browsing di Google dan Instagram, Kami memantapkan hati untuk melanjutkan ikhtiar kami mendapatkan buah hati ke Dokter Indra Nurzam Chalik Anwar, Sp.OG. Di Morula IVF Jakarta. Tahun 2019 Kami terbang ke Jakarta demi meraih asa menjadi Orangtua.
Dokter Indra sangat edukatif, Kami berdua yang dokter umum mendapat banyak ilmu baru dalam diskusi pada sesi konsultasi . Ternyata, Kalau ingin memiliki buah hati, yang harus diperiksa adalah suami dan istri. Tidak bisa hanya salah satu saja. Karena memiliki buah hati merupakan satu kesatuan biologi. Tidak bisa juga hanya diberikan obat saja tanpa diperiksa. Dari Dokter Indra juga Kami tau, bahwa hidrosalping atau tiup rahim sudah tidak dipakai lagi metodenya di dalam Program hamil. Metode yang sudah ketinggalan jaman.
Dibantu Zuster yang ramah, Dokter Indra melakukan pemeriksaan dan evaluasi secara menyeluruh untuk mencari penyebab infertilitas dan gagalnya inseminasi. Dokter Indra memberi pilihan untuk melakukan inseminasi ulang, Laparoskopi atau langsung masuk ke program Bayi tabung.
Kami memutuskan untuk melakukan Laparoskopi di tahun 2020. Ditemukan ada Endometriosis yang diduga kuat sebagai penyebab infertilitas kami. Dokter Indra melakukan koreksi yang diharapkan dapat meningkatkan peluang hamil. Setelah itu, Saya disuntik sebanyak 3x lalu kembali mencoba inseminasi. Namun, Inseminasi kami yang kedua juga gagal. Sebetulnya, Inseminasi bisa diulang 1x lagi. Hasil diskusi Kami dengan Orangtua, Orangtua kami menyarankan untuk Kami langsung masuk ke program Bayi tabung saja.
Rupanya, Bayi tabung adalah jalan kami menjemput rejeki menjadi orangtua. Bayi tabung kami berhasil. Alhamdullilah, Ya Allah. Saya hamil untuk pertamakalinya seumur hidup.
Saya mengalami pendarahan pada minggu ke 6 kehamilan. Saya diberikan obat dan diobservasi di UGD RSIA Bunda Jakarta lalu di USG ulang oleh Dokter Indra di Morula IVF Jakarta dan di anjurkan bedrest. Hingga minggu ke 12, saat dirasa kandungan sudah kuat, Kami baru diijinkan untuk pulang. Tapi Kami memutuskan untuk ke rumah Ibu
Saya hingga melahirkan.
11 Juni 2021 Putra pertama kami lahir ke dengan selamat dan sehat. Ya Allah, keajaiban itu nyata. Terimakasih Dokter Indra, Terimakasih para Zuster dam segenap Staf Morula IVF Jakarta yang sudah menjadi perpanjangan tangan Allah untuk Kami.
Semoga Dokter Indra senantiasa sehat, agar dapat terus memberikan semangat dan dukungan pada para pejuang buah hati.
Gaya hidup sehat yang disarankan Dokter Indra sejak awal promil, mengandung, melahirkan hingga saat ini masih Saya pertahankan. Diantaranya makan makanan bergizi tinggi protein, Sayur, Buah dan non MSG.
Pesan Saya untuk Para pejuang buah hati yang masih berusaha mewujudkan mimpinya. Jangan lelah untuk terus berusaha. Banyak browsing, banyak baca. Biaya Program hamil tidaklah murah, tapi setidaknya, Kita tau, uang yang kita keluarkan untuk apa aja. Kalaupun harus gagal, karena sudah paham betul jadi tidak terlalu kecewa. Tidak menyalahkan dokternya. Karena punya anak sepenuhnya ada ditangan Allah. Sepenuhnya tergantung Allah mau percaya atau tidak pada kita sebagai orang tua. Kami mengeluarkan biaya belasan juta untuk satu kali Inseminasi, 68 juta untuk laparoskopi dan 130 juta untuk program bayi tabung. Tapi semua itu Worth it untuk hasil yang didapatkan.
Salam Dua Garis biru
ALKAHFI ARSYAN MARER – ARNI SYAHFITHRI - ANDON PERMATA MARER
Posting Komentar untuk "Cerita Sepasang Dokter Pejuang Buah Hati Tangguh dari Padang, Berhasil memiliki Buah Hati setelah 4 tahun Menikah "