Adil sejak dalam pikiran, apalagi perbuatan. Penerapan pada pekerja ODHA (mesti banyak sabar, ikhlas dan istighfar)
Adilah sejak dalam pikiran, apalagi perbuatan.
Awalnya pingin menerapkan hal itu dalam kehidupan nyata, tidak hanya sebatas teori dan konsep. tapi ternyata susah - kudu banyak sabar, ikhlas dan istighfar.
Menurutku, ODHA juga manusia. ditengah keterbatasannya, dia berhak mendapat perlakuan yang sama termasuk pekerjaan yang layak agar dia bisa mandiri. Sejak beberapa bulan yang lalu, Nis bekerjasama (gitu aja deh bahasanya) dengan seorang ODHA dia seorang Ibu yang tertular dari suaminya. hingga anaknya yang paling kecil juga menerima warisan itu dari alm Bapaknya. Dia ibu yang baik, yang sedang terus berusaha memperbaiki dirinya. Efek baik dari keputusan ini, kami di rumah jadi memiliki kasus nyata dan bisa di jadikan edukasi dalam pembelajaran HIV / AIDS dan Seks juga cadar (karena dia memutuskan untuk memakai budana syari) pada anak-anak dan seluruh anggota keluarga. Bahwa yang berbeda dengan kita, tidak harus di bully. Bahwa kita harus menghormati keputusan orang lain terhadap dirinya, tubuhnya. Nis berusaha menghentikan diskriminasi dari rumah. dimulai dari anak-anakku.
Ijazahnya SMP, SMEAnya tidak tamat. Dia membantu nis dalam hal administrasi jam kerjanya senin sampai sabtu jam 9-14. Walau tidak banyak fee yang bisa nis berikan, dia menerima. Usaha ini baru dirintis, tidak banyak penghasilan yang majsuk karena tidak ada tarif yang nis berlakukan. Begitu selesai pelayanan, pengunjung memasukan uangnya ke kotak yang telah disediakan.
Keikhlasan dan kesabaran yang nis maksud, dia seringkali izin :( karena hal ini, akhirnya skema penggajian sepakat kami ubah. dihitung berdasarkan berapa hari dia masuk. Izin tidak masuk biasanya untuk mengambil obat sebulan sekali ke rsud, cek lab dan viral load rutin, karena sakit (kita tau konsumsi ARV banyak menimbulkan side effect dan ODHA memiliki kerentanan terhadap add on infeksi) atau karena alasan lain (sakit mental karena gelisah, galau, merana dengan pacal, lengkap dengan cerita patah hati bodoh ala remaja yang silih berganti dan harus didengar). atau klopun masuk, dia akan izin pulang cepat karena tiba-tiba pucat dan lemas - jadi harus segera ke UGD. Klo sudah begitu, nis cuma bisa bilang OK di wa pemberitahuannya.
... Harus gimana lagi?
Awalnya pingin menerapkan hal itu dalam kehidupan nyata, tidak hanya sebatas teori dan konsep. tapi ternyata susah - kudu banyak sabar, ikhlas dan istighfar.
Menurutku, ODHA juga manusia. ditengah keterbatasannya, dia berhak mendapat perlakuan yang sama termasuk pekerjaan yang layak agar dia bisa mandiri. Sejak beberapa bulan yang lalu, Nis bekerjasama (gitu aja deh bahasanya) dengan seorang ODHA dia seorang Ibu yang tertular dari suaminya. hingga anaknya yang paling kecil juga menerima warisan itu dari alm Bapaknya. Dia ibu yang baik, yang sedang terus berusaha memperbaiki dirinya. Efek baik dari keputusan ini, kami di rumah jadi memiliki kasus nyata dan bisa di jadikan edukasi dalam pembelajaran HIV / AIDS dan Seks juga cadar (karena dia memutuskan untuk memakai budana syari) pada anak-anak dan seluruh anggota keluarga. Bahwa yang berbeda dengan kita, tidak harus di bully. Bahwa kita harus menghormati keputusan orang lain terhadap dirinya, tubuhnya. Nis berusaha menghentikan diskriminasi dari rumah. dimulai dari anak-anakku.
Ijazahnya SMP, SMEAnya tidak tamat. Dia membantu nis dalam hal administrasi jam kerjanya senin sampai sabtu jam 9-14. Walau tidak banyak fee yang bisa nis berikan, dia menerima. Usaha ini baru dirintis, tidak banyak penghasilan yang majsuk karena tidak ada tarif yang nis berlakukan. Begitu selesai pelayanan, pengunjung memasukan uangnya ke kotak yang telah disediakan.
Keikhlasan dan kesabaran yang nis maksud, dia seringkali izin :( karena hal ini, akhirnya skema penggajian sepakat kami ubah. dihitung berdasarkan berapa hari dia masuk. Izin tidak masuk biasanya untuk mengambil obat sebulan sekali ke rsud, cek lab dan viral load rutin, karena sakit (kita tau konsumsi ARV banyak menimbulkan side effect dan ODHA memiliki kerentanan terhadap add on infeksi) atau karena alasan lain (sakit mental karena gelisah, galau, merana dengan pacal, lengkap dengan cerita patah hati bodoh ala remaja yang silih berganti dan harus didengar). atau klopun masuk, dia akan izin pulang cepat karena tiba-tiba pucat dan lemas - jadi harus segera ke UGD. Klo sudah begitu, nis cuma bisa bilang OK di wa pemberitahuannya.
... Harus gimana lagi?
Posting Komentar untuk "Adil sejak dalam pikiran, apalagi perbuatan. Penerapan pada pekerja ODHA (mesti banyak sabar, ikhlas dan istighfar) "