Explore Surabaya- Madura- Gili Labak
Kata orang, kurang piknik enggak baik buat kesehatan.
Hehehe...maka dari itu, Saya mengajukan cuti 2 hari untuk menyegarkan jiwa raga
ini. Hal pertama yang saya lakukan adalah browsing di www.pegi-pegi.com. Sebuah situs agen
perjalanan online yang dengan murah dan mudahnya membantu setiap orang untuk
melangkahkan kakinya melihat dunia lain dan memberi makna arti pulang yang
sesungguhnya.
Berhubung lagi penasaran sama Surabaya, Jembatan Suramadu
dan Gili Lebak maka jadilah Nis dan seorang teman perempuan menyusun rencana
perjalannan sebagai berikut ;
Hari 1 (Kamis)
Jakarta-Surabaya dengan Air Asia pagi hari dengan harga
paling murah persembahan www.pegi-pegi.com.
Sampai di Bandara Juanda kami di Jemput Mas Andrean (0812 3056 7000). Mas
Andrean ini meyediakan sewa motor bebek metik dengan tarif 70 ribu rupiah/ 24
jam dengan biaya antar 30 ribu. Pembayarannya dengan sistem transfer bank dan
memberikan minimal 2 kartu identitas saat serah terima motor.
Dipandu Aplikasi Waze kami memulai petualangan kami menuju
Madura. Butuh waktu sekitar 1,5 jam dari Bandara Juanda untuk sampai di
Jembatan Suramadu yang gagah. Sayangnya, Kami dilarang berhenti untuk sekedar
menikmati pemandangan selat Madura dan foto-foto. Untuk motor, tidak ada biaya
yang harus dibayar saat melewati jembatan mahakarya anak bangsa ini.
Sesampainya di Madura, Kami menaruh barang-barang di tempat kami menginap di
hotel Ningrat didaerah Bangkalan. Kami menikmati hidangan makan siang Bebek
Sinjai didaerah burneh. Setelah perut terisi, Kami melanjutkan perjalanan ke
Mesium Cakraningrat untuk melihat-lihat peninggalan kesultanan Madura. Lalu
menuju Bukit Jadih di daerah Socah. Bukit Jadih ini merupakan bukit kapur.
Penambangan kapur masih terlihat di beberapa spot disana. Terdapat sebuah goa
peninggalan Jepang yang sayangnya tidak bisa dimasuki pengunjung. Dari atas
bukitnya yang hijau, terlihat hamparan pemandangan kota Madura yang mempesona. Tempat
yang pas untuk berfoto ria. Perjalanan kami lanjutkan menuju Wisata Makam Aer
mata di Aerosebaya. Tempat ini merupakan situs bersejarah berupa makam
raja-raja Madura. Tempatnya bagus. Sambil menuju kesana, kami mampir makan
Tajin Sobih, makanan khas Madura berupa aneka bubur manis.
Setelah mandi di penginapan, kami mencari makan malam Kaldu
Kokot Di JL. Arif Rahman. Kaldu Kokot adalah
kaldu kacang hijau yang memiliki aroma yang gurih dan khas. Kokot adalah
Kikil dalam bahasa Madura. Harganya Relatif murah. Setelah kenyang, kami
kembali ke penginapan untuk mengisi ulang energi dapat melanjutkan perjalanan
esok hari.
Hari ke 2 (Jumat)
Setelah sarapan, kami chekout dan memacu motor kami menuju
Pelabuhan Kalianget di Sumenep. Sesampainya di Pelabuhan matahari sudah
bersinar terik sekali. Sambil menunggu kapal berangkat, setelah membeli tiket,
kami memutuskan untuk makan siang nasi bebek di warung di sekitaran pelabuhan. Kalau
mau mengisi liburan ke Gili Labak, sebaiknya mengikuti opentrip (sharecost).Untuk
Menyebrang ke Gili Labak, bisa juga melalui pelabuhan Gersik Putih yang
berjarak 1 KM dari Pelabuhan Kalianget. Butuh waktu 3,5 jam untuk sampai di
Gili Lebak. Perairan di Madura ini
terkenal super keji, menjadikan para nelayan di Madura sebagai nelayan
yang tangguh. Kami terombang ambil ombak setinggi 3 meter !
Semuanya terbayar tunai...Gili Labak pulaunya bagus sekali.
Pasirnya putih dan lembut. Airnya bening agak kebiruan. Perahhu yang Kami
tumpangi tidak bisa benar-benar merapat ke dermaga jadi kami turun melalui
papan kayu. Serem-serem girang J
Kami sampai di Gili Labak sore hari menjelang senja. Waktu yang pas sekali
untuk menikmati matahari terbenam. Ada yang mengisinya dengan foto-foto,
bermain voli, membangun tenda untuk kemah, ada yang bermain air, duduk ditepi
pantai dan bersepeda berkeliling pulau seperti kami. Berkeliling Gili Labak
tidak memakan waktu lama, hanya sekitar 15 menit.
Fasilitas di Gili Labak masih terbatas. Tak ada penginapan
dan toilet umum. Jangankan untuk wisatawan, fasilitas untuk penduduk seperti
puskesmas saja tidak memadai. Kami menginap dirumah penduduk. Air Untuk mandi dan
cuci di Gili Labak terasa asin. Setelah mandi, acara kami makan malam. Ada
beberapa tempat yang menyediakan live musik disana. Sementara rombongan lain
mengadakan semacam pesta kecil, membakar makanan laut. Saya memilih menyendiri .
Saat malam, Gili Labak menjadi temaram. Tempat yang tepat untuk merenung.
mendengarkan nyanyian deburan ombak dan menyaksikan triliunan bintang menghiasi
malam. Gili Labak alamnya masih terjaga, begitu pula dengan kebersihannya. Jauh
dari vandalime turis alay. Penduduk punya jadwal bergiliran membersihkan pantai
dan tempat sampah mudah sekali di temui.
Hari 3 (Sabtu)
Pagi harinya, Kami bersnorkling. Hati-hati tergores terumbu
karang atau menginjak bulu bali ya L seperti saya yang harus menahan perih di
kaki karena tergores terumbu karang. Keindahan bawah laut Gili Labak indah
sekali. Semakin ketengah, lautnya semakin biru. Tak bisa dipungkiri, pulau
kecil ini menyimpan sepetak keindahan surga. Jam 10 pagi, matahari terasa panas
sekali. Kepala saya sampai pusing dibuatnya. Dari sekian banyak keindahan dan ketenangan
Gili Labak, panas menyengat dan kurangnya pohon teduh yang terasa mengganggu.
Menjelang jam 11, kembali ke kepenginapan
untuk berkemas, makan siang, kemudian pulang. Terombang ambil lagi dilaut. Saat
sampai dipelabuhan kalianget, yang keadaannya tidak mabuk laut hanya nahkoda
dan awak kapalnya saja, LOL...
Dari pelabuhan Kalianget kami langsung menuju Surabaya.
Tepatnya kerumah Mas Hen dibilangan Udaan Wetan. Mas Hen ini menyewakan
kamar-kamar di rumahnya dengan fasilitas baik tapi dengan harga yang
terjangkau. 200 ribu rupiah permalam sudah tidur diranjang yang empuk, AC,
Sarapan pagi, tv, fasilitas mencuci dan suasana yang kekeluargan. Kalau mau
diantar wisata juga bisa, dengan tambahan biaya lagi. Jika berminat, silahkan
menghubunginya di 0878 534 55 444.
Sampai di Surabaya sudah sore, kami beristirahat saja
dikamar dan mencuci baju. Mas Hen memberi kami makan malam Cuma-Cuma.
Hari 4 (Minggu)
Sebelum jam 7 kami sudah ada di kedai Bu Rudi. Menikmati
sarapan nasi campur dan membeli oleh-oleh sambal bu rudi yang terkenal.
Dilanjutkan explore kota Surabaya. Masjid Cheng Ho yang deket banget sama
rumah, Jembatan merah, museum jalesveva jayamahe, makan siang tahu campur
daerah tambaksari, berkunjung ke house of sampurna, museum WR. Supratman,
Foto-foto di museum De Mata trick eye di town square, kemudian ditutup dengan
makan malam di Kepiting cak gundul di Kupang indah.
Hari 5 (Senin)
Pulang ke Jakarta dengan tiket Lion Air penerbangan pertama,
beli dengan harga sangat terjangkau di www.pegi-pegi.com. Tak lupa menghubungi tempat penyewaan motor
untuk mengembalikan motornya. Setibanya di Jakarta, Kami langsung ke masuk
kantor dengan semangat dan energi baru...
Waw.pegi-pegi.com ada ditetap rencana ceria danhemat kami,
Terimakasih 😊
Posting Komentar untuk "Explore Surabaya- Madura- Gili Labak"